Yamaha STSJ

MPM Honda Jatim Tantang Blogger Vlogger Kampanye #Cari_Aman

Daftar Isi

Blogger Vlogger #Cari_Aman Competition

warungbiker.com – brosis sekalian, tidak melulu jualan motor, Astra Honda Motor (AHM) bersama  PT. Mitra Pinasthika Mulia (MPM) selaku main dealer sepeda motor Honda dengan wilayah pemasaran Jatim dan NTT, juga peduli dengan keselamatan pengendara di jalan, salah satunya adalah dengan menggelar kompetisi #Cari_Aman untuk Blogger & Vlogger jawa timur.

Blogger & Vlogger jawa timur diberikan edukasi safety riding secara virtual melaui aplikasi zoom dan kemudian ditantang untuk menyebarkan kegiatan positif ini dalam bentuk kampanye #Cari_Aman melalui tulisan di blog, video di youtube dan social media Instagram.

Tidak tanggung-tanggung, blogger & vlogger jawa timur diedukasi lansung oleh para instruktur safety riding (Dimas Satria, Yudhistira, Ahmad Hilmy & Fendrik Alam) yang secara kapasitas jempolan dibidang ini dan tentunya bersertifikat resmi  dari Astra Honda Motor (AHM) selaku pabrikan yang selalu berperan aktif dalam kampanye #Cari_Aman.

Kompetisi #Cari_Aman blogger & vlogger jawa timur ini berlangsung dalam rentang waktu 1 bulan  (Maret 2021) dimana terdapat 3 kali sesi ZOOM yang mana sesi pertama berlangsung pada  6 maret 2021 lalu, untuk sesi kedua digelar pada 13 maret 2021 dan untuk sesi ketiga pada 20 maret 2021.

Ngezoom sesi pertama pada 6 maret 2021, tema yang dibahas adalah “Danger Prediction” , dilanjutkan dengan tema “Riding Postion” untuk sesi kedua pada 13 Maret 2021 dan ditutup dengan sesi ketiga dengan tema “Basic Riding Skill” pada 20 Maret 2021. Ketiga tema tersebut sangat penting kita ketahui untuk #Cari_Aman saat berkendara.

1.DANGER PREDICTION

Danger Prediction, Bikers Wajib Paham Nih!

Materi untuk sesi pertama (06/03/2021) adalah membahas tentang “Danger Prediction”. Skill ini wajib dikuasai oleh bikers yang kesehariannya ngegass dengan sepeda motor.

Dengan menguasai skill “Danger Prediction” maka resiko tidak terduga dijalan bisa diminimalisir karena kita bisa cermat menganalisa keadaan sekitar saat berkendara.

Sebelum menginjak lebih jauh mengenai “Danger Prediction” ini, ada baiknya mengetahui tingkatan bahaya yang terjadi di jalan raya, sehingga kita bisa lebih waspada saat berkendara.

  • TINGKATAN BAHAYA

Sesuai dengan materi yang disampaikan saat sesi ngezoom lalu, tingkatan bahaya terbagi dalam 3 kategori yakni Bahaya yang terlihat, Bahaya yang menarik perhatian dan bahaya yang tidak terlihat.

Bahaya yang terlihat punya resiko kecelakan yang lebih kecil, karena bahaya ini dapat diketahui secara visual dan kita bisa melakukan reaksi sesuai dengan apa yang kita butuhkan sehingga kecelakan bisa dicegah. Seperti genangan air, jalan licin, persimpangan lampu merah dll.

Bahaya yang menarik perhatian punya tingkat resiko lebih besar dibanding bahaya yang terlihat. Hanya saja, kecelakaan dapat dicegah dengan prediksi yang tepat pada tingkat normal.  Contohnya seperti kendaraan depan rem mendadak, Sein kanan belok kiri, Orang menyeberang jalan dsb.

Untuk tingkatan bahaya paling tinggi adalah Bahaya yang tidak terlihat. Pada tingkatan bahaya ini, kecalakaan dapat dicegah hanya saja butuh prediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi disertai dengan cakap beraksi. Tingkat bahaya ini umumnya terjadi pada area blind spot, tikungan atau bahkan tanjakan yang secara visual kendaraan dari lawan arah tidak Nampak.

Setelah paham dengan tingkatan bahaya yang disekitar, selanjutnya kita bahas mengenai makna dari “Danger Prediction” dan faktor pendukung apa saja yang mempengaruhi sehingga kita wajib paham dengan skill satu ini.

“Danger Prediction” bisa diartikan dengan memprediksi bahaya. Atau bisa dijabarkan lebih luas bagaimana cara kita mempelajari situasi dan kondisi sekitar saat berkendara, menyimpulkan apa yang kita lihat dan dengar dan akhiri dengan keputusan yang tepat sehingga resiko dijalan tidak terjadi.

Contoh mudahnya, kita berkendara dengan orang yang naik motor dengan satu tangan. Dalam case seperti ini, kita harus cakap menganalisa apakah orang tersebut sedang memegang sesuatu, berkendara dengan anak kecil atau orang tersebut sedang bermain HP.

Dengan analisa yang cermat kita bisa mengambil keputusan yang tepat. Misal dalam case diatas kita bisa mengurangi kecepatan dengan menjaga jarak yang cukup. Andai, orang tersebut pindah jalur mendadak kita punya cukup jarak dan waktu untuk mengerem sehingga resiko dijalan tidak terjadi.

Untuk cakap dalam skill “Danger Prediction” ada beberapa faktor yang mempengaruhi

  • MEKANISME REAKSI

Ini adalah proses mata kita mengidentifikasi situasi dan kondisi sekitar yang mana informasi dari mata diteruskan ke otak kita untuk diolah dan  diambil keputusan. Selanjutnya diteruskan ketangan atau kaki sebagai reaksi untuk menghindar, menambah kecepatan atau melakukan pengereman agar motor berhenti.

  • KETAJAMAN MATA

Cakap dalam “Danger Prediction”  dipengaruhi oleh ketajaman mata. Semakin jelas visual kita dalam berkendara maka mekanisme reaksi yang hasilkan semakin tepat dan cepat.

Ketajaman mata adalah kunci utama untuk mendapatkan visual yang jelas. Perlu diketahui, ketajaman mata punya tingkatan yang berbeda pada waktu pagi dan malam hari serta pada tingkat kecepatan yang berbeda (lihat gambar)

  • RUANG LINGKUP MATA

Semakin tinggi kecepatan kita maka semakin menurun tingkat ketajaman mata dan ruang lingkup pengelihatan kita.

Semakin cepat kita berkendara maka ruang lingkup visual kita semakin kecil, sehingga tingkat akurasi “Danger Prediction” kita semakin kecil.

Jadi kita harus tahu akan kemampuan diri dan sadar diri. Jika dirasa visual kita buruk maka langkah yang pertama yang harus dilakukan adalah berkendara dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan visual kita.

Selain berapa faktor diatas, cakap dalam “Danger Prediction” juga dipengaruhi oleh faktor external yang mana jika kita tidak paham betul maka bisa berpotensi mengakibatkan kecelakan.

Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah GANGGUANG PENGELIHATAN, ADAPTASI MATA dan BLIND SPOT.

Salah satu contoh penyebab terjadinya gangguan pengelihatan adalah lampu dim dari kendaraan lawan arah, keluar/masuk terongan dsb.

Tentunya kita pernah mengalami blank sesaat akibat lampu dim kendaraan atau keluar /masuk terowongan tersebut.

Ketiganya punya ukuran yang berbeda antara orang satu dengan lainnya. Dalam ukuran standar, gangguan penglihatan bisa pulih   dalam waktu 3-10 detik.

Untuk anak muda dengan kondisi prima dapat kembali normal hanya dengan waktu 3 detik, sementara itu untuk orang tua 10 detik dan untuk orang mabuk bisa bertambah 5 detik lebih lama. Kondisi pemulihan visual mata ini bisa juga disebut dengan ADAPTASI MATA.

Ketika sudah paham dengan beberapa poin diatas, hal yang perlu dipahami adalah BLIND SPOT.

BLIND SPOT atau Titik buta dalam berkendara adalah bagian dari sekeliling kita yang tidak bisa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena beberapa alasan seperti jangkauan pandangan yang terbatas.

BLIND SPOT atau titik buta ini dialami oleh kendaraan roda empat atau lebih, sehingga jika kita beradaa dalam kondisi ini, maka harus cepat untuk bereaksi seperti bergeser kejalur yang yang terlihat oleh pengemudi roda empat atau lebih sehingga resiko terjadi kecelakan bisa dicegah.

Terakhir, kita wajib paham RAMBU LALU LINTAS. Mana rambu yang mempunyai arti peringatan, larangan, perintah, petunjuk dan marka jalan. Lebih detil mengenai rambu ini, brosis bisa simak gambar terlampir berikut ini.

2. RIDING POSITION

Untuk materi edukasi pada sesi kedua (13/03/2021), tema yang diangkat adalah “Riding Position” yang disampaikan oleh Mas Ahmad Hilmy yang merupakan instruktur safety riding bersertifikat AHM selaku pabrikan yang begitu getol berkampanye safety riding dengan jargon #Cari_Aman.

  • SAFETY & COMFORT RIDING

Umumnya, sepeda motor punya posisi berkendara yang berbeda sesuai dengan jenis kendaraannya. Dalam keseharian kita, setidaknya ada 3 jenis sepeda motor yang digunakan yakni Sport Bike, City Bike dan Touring. Tentunya kita harus menyesuaikan posisi berkendara kita agar Aman dan Nyaman.

  • 7 POSTUR BERKENDARA

Agar bisa berkendara dengan aman dan nyaman perlu diperhatikan 7 postur berkendara yang tepat.

  1. Mata. Mata fokus dan konsentrasi dengan pandangan yang senantiasa berpindah dari berbagai arah.
  2. Pundak. Posisikan pundak serileks mungkin saat berkendara, jangan biarkan pundak dalam posisi kaku sehingga mengganggung pergerakan kita saat berkendara.
  3. Siku. Buat siku membentuk sudut lebih dari 90 derajat dan rileks. Karena siku ini juga berfungsi sebagai suspensi tubuh saat berkendara dijalan tidak rata.
  4.  Tangan. Telapak tangan menggenggam erat grip kemudi, jari jangan standby di tuas rem dan tentunya harus tetap rileks.
  5.  Pinggul. Tempatkan pinggul sempurna pada jok dan atur agar posisi pas dengan kontur jok.
  6. Lutut. Buat lutut secara santai, posisi sempurna dalam legshield motor untu skutik dan bebek, sedangkan untuk motor sport harus dalam posisi rapat dengan tangki BBM.
  7. Kaki. Posisi kaki harus rileks menapak sempurna pada pijakan dan tetap sigap. Untuk motor bebek dan sport, posisikan sempurna ujung kaki pada tuas rem belakang untuk kaki kanan dan pergunakan kaki kiri untuk memindah gigi dengan rileks.
  • PANDANGAN JAUH KEDEPAN

Selain memperhatikan 7 postur bekendara yang tepat diatas, kita juga harus memperhatikan pandangan jauh kedepan saat berkendara. Tentu saja hal punya manfaat penting diantaranya :

  1. Kesempatana untuk menalisa bahaya yang cukup
  2. Kesempatan mengambil keputusan yang tepat dan leluasa
  3. Mengurangi terjadinya pengereman yang mendadak
  4. Mengurangi resiko panik &
  5. Mengurangi resik tabrakan

Dengan berbagai manfaat tersebut, maka resiko terjadinya kecelakaan bisa diminimalisir atau bahkan dihindari.

  • POSISI JARI-JARI

Dalam berkendara dengan sepeda motor, telapak tangan harus menggenggam erat grip kemudi  dan yang terpenting adalah posisi jari jangn dibiarkan standby pada tuas rem dapan.

Hal ini sangat tidk disarankan, karena ditakutkan terjadi reflek menarik tuas rem depan saat panik/kaget yang justru malah berpotensi jadi penyebab terjadi kecelakan akibat slip roda depan.

Saat berkendara dengan kecepatan kurang dari 30 km/jam, kurangi penggunaan rem depan, gunakan rem belakang untuk mengurangi laju kendaraan.

  • POSTUR BERBONCENGAN

Setelah paham dengan beberapa materi diatas, selanjutnya adalah postur boncengan yang tepat. Rasanya tidka mungkin jika kita tidak pernah berboncengan, pasti ada satu momen kita naik motor berboncengan, kecuali anda punya tingkat egois level dewa yang enggan siapapun duduk dijok belakang motor anda.

Nah, boncengan itu juga bukan perkara mudah, setidaknya ada 4 poin yang harus diperhatikan agar naik motor berboncengan semakin aman dan nyaman.

  1. Boncenger harus memegang dengan cara mendekap pengendara. Jika tidak memungkinkan maka bisa dengan memegang lutut sendiri. Jangan berpegangan pada pundak pengendara, karena dapat mengganggu pergerakan pengandara.
  2. Jepit pinggul pengendara dengan pangkal paha.
  3. Posisi tubuh boncenger garus searah dengan pengendara.
  4. Sebisa mungkin, boncenger mengikuti arah pandangan pengendara.

Dengan memperhatikan 4 poin diatas, maka berboncengan dengan sepada motor akan semakin aman dan nyaman.

  • DEFENSIVE RIDING

Hal terakhir yang perlu dilakukan saat berkendara adalah Defensive dan Safety Riding.

Defensive adalah selalu berfikir kedepan dan selalu siap terhadap apapun yang terjadi (antisipasi).

Sedangkan Safety Riding adalah berkendara dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditambah sikat yang baik dan konsentrasi yang berkesinambungan.

Tidak lupa, saat berkendara selalu menggunakan helm dan jaket, jika tersedia gunakan sarung tangan dan sepatu agar berkendara semakin aman dan nyaman.

3. Basic Skill Riding

  • SAFETY RIDING

Ngezoom sesi ketiga pada 20 Maret 2021 diawali dengan pengertian atau makna dari Safety Riding. Seperti yang dituturkan oleh Mas Fendrik Alam, Safety Riding mempunyai arti pelaksanaan mengendarai sepeda motor dengan fungsi kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan bagi diri sendiri, pengendara lain serta lingkungan sekitar.

Jadi, dalam Safety Riding itu kita tidak #Cari_Aman untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang disekitar kita serta lingkungan. Jika kita tidak cakap dalam safety riding, maka resiko/kecelakaan  dijalan akan lebih besar terjadi.

  • FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN

Dalam Safety Riding, kecalakaan terjadi diakibatkan oleh 3 faktor yakni faktor Manusia, Kendaraan dan Lingkungan.

Faktor Manusia sering jadi pemicu terjadi kecelakaan disebabkan karena kurangnya Pengetahuan, Teknik Berkendara, Etika Berkendara, Kesehatan Badan dan yang terburuk adalah Emosi/ Temperamental.

Karena manusia jadi faktor utama, maka kita sebaiknya mulai sadar dengan pentingnya pelatihan safety riding agar dapat berkendara dengan aman dan nyaman.

Bahkan dalam studi kasus, faktanya pengendara pengalaman punya kecenderungan sbb :

  1. Cenderung Lebih Sering Melanggar Aturan
  2. Cenderung Mengalami Kecelakaan Serius
  3. Cenderung Mengemudi diambang batas kemampuan dan
  4. Cenderung meremehkan bahaya dan resiko

Oleh karena itu, meskipun kita sudah berpengalaman, ada baiknya untuk tetap terus belajar bagaimana berkendara yang tepat dan ideal.

  • KUNCI SUKSES KESELAMATAN KETIKA DIJALAN

Agar tercipta kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan saat berkendara bagi diri sendiri, pengendara lain serta lingkungan sekitar, maka ada kunci sukses yang sebaiknya diikuti.

  1. Sadar & Mengetahui apa yang dilakukan saat itu
  2. Mengertahui bentuk-bentuk & macam-macam bahaya yang dihadapi pada saat itu
  3. Mengetahui resiko yang mungkin akan terjadi & dapat menyikapi dengan benar, cepat & tepat
  4. Tidak menunggu tebentuknya bahaya menjadi ancaman.

Dengan mengikuti kunci sukses diatas maka resiko terburuk saat bekendara dapat dihindari.

  • TEKNIK PENGEREMAN

Setelah memahami materi diatas, selanjutnya adalah tentang teknik pengereman yang benar yang wajib dipahami kita semua saat berkendara.

Teknik pengereman erat hubungan dengan piranti rem yang ada pada kendaraan. Piranti ini berfungsi memperlambat sampai dengan menghentikan putaran roda.

Perlu dicatat, hanya putaran roda bukan kendaraan keseluruhan yang secara tiba-tiba terhenti karena roda juga berhenti secara total.

Sebagai gambaran, meski roda berhenti dan terkunci, kendaraan masih bisa melaju karena adanya gaya inertia yang timbul akibat pecepatan kendaraan sebelumnya.

Oleh sebab itu, kita wajib memahami bagaimana cara mengerem yang benar & aman sehingga kendaraan bisa berhenti secara terukur sesuai dengan perhitungan kita.

Untuk dapat berhenti secara terukur, jarak  pengeraman di pengaruhi oleh hal sbb :

  1. Waktu reaksi pengendara (Faktor usia, Tingkat Keletihan & Mental)
  2. Waktu reaksi mekanikal  (Kontruksi Rem, Ketebalan Kampas Rem & Kebocoran)
  3. Kendaraan (Kecepatan, Bobot Kendaraan & Lintasan)

Selanjutnya, dalam berkendara kita dapat melakukan pengereman yang normal dan pengereman darurat. Untuk dapat melakukan pengeraman yang aman dalam kedua kondisi tersebut kita dapat memanfaatkan engine brake dan mengerem menggunakan rem depan dan belakang.

Berikut ini adalah tips pengereman motor yang aman sesuai anjuran safety riding.

  • TEKNIK MENIKUNG

Selanjutnya Basic Skill Riding yang perlu kita pahami adalah menikung/cornering.  Saat naik motor, terdapat 3 gaya menikung/cornering

  1. Line with the bike (posisi tubuh sesuai dengan miringnya kendaran)
  2. Line out (posisi tubuh berlawanan dengan miringnya kendaraan)
  3. Line in (posisi tubuh lebih miring dari kendaraan)

Sebelum jauh membahas hal ini, perlu kita ketahui masalah yang terjadi saat hendak menikung

  1. Sudut pandang terbatas. Untuk mengatasi hal ini maka mata kita jangan mengarah kebawah, melainkan memandang ke arah tujuan.
  2. Traksi roda belakang. Jangan lakukan perlambatan saat ditikungan, lakukan sebelum masuk tikungan sehingga traksi roda belakang tetap terjaga.
  3. Gaya sentrifugal. Semakin tinggi kecepatan saat menikung, maka motor harus semakin direbahkan.

Untuk dapat menikung dengan benar, maka kita harus mengetahui konsep dasar menikung yang tepat. Berikut ini adalah konsep dasar menikung yang sesuai dengan safety riding.

  1. Pelan saat masuk.
  2. Lihat arah yang dituju.
  3. Kontrol kecepatan.
  4. Gunakan rem belakang jika harus mengurangi kecepatan saat menikung
  5. Tambah kecepatan secara halus saat keluar tikungan agar traksi roda terjaga.
  • JARAK AMAN BERKENDARA

Terakhir, Basic Skill Riding yang perlu dipahami adalah menjaga jarak aman dengan pengendara lain. Dengan menjaga jarak aman, maka dapat dipastikan resiko/kecelakaan bisa dihindari karena kita punya ruang yang cukup untuk menganalisa, memutuskan dan bereaksi.

Berikut ini cara menjaga jarak aman yang sesuai dengan anjuran safety riding.

Posting Komentar